Minggu, 27 September 2009

Penyakit Kura-kura (Mulut)


Luka atau plaque-like furry yang disebabkan oleh sel-sel mati disekitar mulut. Kemungkinan menolak untuk diberi makan dan mata kemungkinan juga membengkak.

Kemungkinan disebabkan:
Infeksi bakteri pada mulut biasanya dapat ditemukannya organisma gram-negatif. Menular pada jenis hewan lainnya.

Pengobatan:
Kondisi yang serius membutuhkan pengobatan yang cepat. Mulut harus dibersihkan dengan cairan povidone-iodine beberapa kali dalam sehari dengan membersihkan juga sel-sel mati. Antibiotik yang berkontak langsung dengan luka juga efektif dalam melawan Gram-negatif organisma. Tangani hewan yang terinfeksi dengan seksama dan pisahkan dengan kura-kura lainnya secepatnya. Keadaan seperti ini biasanya dapat segera diatasi jika terdeteksi secara dini.
Penyakit Kura-kura Pada Bagian Mata



Mata yang mengalami pembengkakan atau berair, biasanya tertutup selaput putih. Kemungkinan akan mengeluarkan cairan putih. Kulit terlihat merah dan mentah. Kemungkinan Edema.

Kemungkinan disebabkan:
Infeksi bakteri pada mata sering diakibatkan dari kurang berfungsinya sistem penyaringan (filtrasi). Selidiki lingkungannya. Kesalahan pengaturan suhu dapat juga menyebabkan gejala-gejala seperti ini.

Cara Pengobatan:
Antibiotik yang dioleskan pada mata (dalam bentuk salep) jika disebabkan oleh infeksi bakteri. Jaga kebersihan dan lingkungan sekeliling jika tidak baik.
Jenis Kura-kura Leher Ular Rote Kembali ke Habitat


Kabupaten Rote Ndao memiliki jenis reptilia unik yang tidak terdapat di tempat lain di dunia. Reptilia ini adalah Kura-kura Leher Ular Rote atau Chelodina mccordi. Reptilia ini termasuk ordo testudines dari famili chelidae dan subfamili chelodina.

Kura-kura kecil leher panjang ini dinyatakan sebagai spesies baru tahun 1994 setelah dilakukan penelitian oleh lembaga ilmiah bekerja sama dengan Departemen Kehutanan. Spesies ini merupakan pecahan dari C. Novaeguineae.

Sayang, akibat diperjualbelikan, kura-kura leher ular tidak ada lagi di wilayah Rote Ndao. Masyarakat Rote Ndao bahkan telah lupa dengan keberadaan kura-kura ini. Reptil yang hidup endemik di Danau Naluk dan Danau Enduy Pulau Rote ini justru dikembangbiakkan di daerah lain.

Agar spesies ini tidak punah, Departemen Kehutanan memandang perlu mengembalikan kura-kura ini pada habitatnya di Pulau Rote agar populasinya naik di habitat aslinya.

Upaya pelestarian kura-kura ini sesuai amanat Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, PP/8/1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, Permenhut no. P.19/Menhut-II/2005 tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar bab X tentang Pengembalian ke Habitat Alam (restocking) dan Status Satwa Purna Penangkaran.

Menurut rencana, kura-kura leher ular Rote akan dilepasliarkan di Danau Peto di wilayah Desa Maubesi, Kecamatan Roteng, Kabupaten Rote Ndao. Spesies kura-kura leher ular Rote yang akan dikembalikan ke habitatnya di Pulau Rote sebanyak 40 ekor. Kura-kura ini akan dilepasliarkan di danau Peto sebagai alternatif danau untuk dijadikan lokasi habitat kura-kura tersebut.

"Kura-kura ini langka dan hampir punah. Bahkan, di Pulau Rote sudah tidak ada lagi sehingga yang ada di penangkaran akan dikembalikan ke habitatnya dan dikembangbiakkan. Pelepasan kura-kura ke habitatnya rencananya akan dilakukan Gubernur NTT Frans Lebu Raya, tanggal 10 Juli 2009 setelah pelaksanaan pilpres," kata Asisten II Pemkab Rote Ndao, Sonny Sayd.

Kura-kura leher ular dewasa bisa mencapai ukuran 15-25 cm dan memiliki bentuk karapas (tempurung) yang unik dengan sisi karapas melengkung ke atas. Reptil ini acap ditemukan di toko-toko hewan walau di tempat asalnya mereka sudah sulit dijumpai
HABITAT KURA-KURA

Penyebaran
Kura-kura ini merupakan hewan asli di daerah selatan Amerika Serikat dan sekarang telah ditemukan di banyak tempat di dunia. Mereka dibawa oleh orang yang membelinya sebagai hewan peliharaan yang kemudian dilepaskan ke alam bebas ketika mereka telah memutuskan untuk tidak mau memeliharanya lagi. Dan ini menyebabkan masalah besar. Seperti yang terjadi di Eropa selatan, kura-kura ini berlomba untuk hidup dengan kura-kura asli Eropa yang akibatnya kura-kura asli Eropa terancam punah.UkuranDapat tumbuh sampai 30 cmKehidupanDi alam bebas, kura-kura ini dapat hidup sampat 20 tahun, tetapi dalam tangkaran beberapa jenis telah dilaporkan bisa hidup sampai 40 tahun.

Fisik
Berwarna hijau tua dengan garis garis kuning dan memiliki bercak merah pada setiap sisi di kepalanya. Kura-kura ini dapat mudah dibedakan oleh rahang bawah nya yang lebih bulat dibanding jenis pseudemys yang lebih kotak. Jari-jari kaki belakangnya dihubungkan oleh selaput seperti bebek karena mereka hewan air.

Membedakan jenis kelamin
Jantan memiliki cakar yang lebih panjang di kaki depannya. Kloaka pada betina lebih dekat ke tempurungnya daripada jantan.


Tempat tinggal

Kura-kura brazil adalah hewan air, maka dari itu anda perlu menaruhnya di aquarium yang nyaman yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhannya.

Jenis aquarium

Standar aquarium adalah solusi terbaik untuk kura-kura brazil, kalau anda tidak mau menyediakan kolam di luar. Salah aspek yang baik menggunakan aquarium gelas adalah anda dapat membersihkannya dengan seksama. Aquarium harus benar-benar bersih karena kesehatan kura-kura anda tergantung pada kebersihannya. Ingat, kura-kura brazil adalah binatang air dan mereka membuang kotoran padat dan cairnya ke dalam air, yang mana dapat menjadi sarang yang baik untuk kuman bakteri.

Tutup aquarium
Tutup aquarium banyak variasinya, beberapa ada yang berikut dengan lampunya. Akan tetapi faktor yang paling penting dari tutup aquarium ini adalah yang dapat membiarkan masuknya sinar alami dengan spektrum penuh. Jika bisa, usahakan mendapat sinar matahari langsung. Kebanyakan pemelihara kura-kura air menggunakan lampu berspektrum di atas aquarium. Tutup aquarium hanya dipakai jika aquarium diletakan di daerah yang sering terkena angin dan dingin cold drafts

Ukuran aquarium

Di tahun pertamanya, kura-kura brazil tumbuh sangat cepat dan yang dewasa dapat menjadi 10 inc. Ukuran aquarium anda tergantung pada ukuran kura-kura dan jumlah kura-kura yang anda miliki. Ingat, tambah besar aquariumnya, tambah baik untuk kura-kura anda. Untuk kura-kura dewasa berukuran 5 inch, aquarium 30 gal merupakan ukuran minimum yang dianjurkan. Isi dengan air yang cukup supaya dia dapat berbalik jika ia jatuh terbalik. Sekitar ¾ panjang kura-kura.

Filter

Ini sangat penting. Kesehatan kura-kura anda tergantung pada kwalitas air yang tersedia. Ingat kura-kura anda hidup dan bernafas pada air yang sama dimana mereka membuang kotorannya. Jadi jika airnya tidak bersih, mereka akan memiliki lebih banyak kuman di sekitar mereka dan kesempatan terkena penyakit juga bertambah. Dan jika anda memiliki filter yang baik, ini akan mengurangi beban anda, anda tidak perlu sering membersihkan sesering seperti tanpa filter. Kebanyakan permelihara kura-kura air menganjurkan filter tabung Fluval 403.

Pengahangatan dan suhu
Cara yang paling mudah menjaga suhu untuk tetap stabil adalah dengan menggunakan pemanas dalam air (submersible heater) yang bentuknya seperti tabung panjang berisi coated wire. Jenis heater ini sangat praktikal karena memiliki thermostat yang dapat anda set pada suhu yang perfed. Menjaga suhu antara 20 sampai 28 derajat C. Ini sangat penting karena suhu yang hangat membangkitkan sistem kekebalan tubuh pada kura-kura

Daerah berjemur

Anda perlu memberikan daerah di dalam aquarium anda dimana kura-kura dapat benar-benar menjadi kering berjemur di bawah sinar matahari atau lampu khusus reptil. Ini penting seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kehangatan menimbulkan sistem kekebalan tubuh kura-kura anda. Dan juga karena kura-kura brazil mutlak membutuhkan sinar UV supaya dapat memproses makanannya dengan baik dan dapat menyerap nutrisi dari makanan.

Dekorasi aquarium

Pastikan dekorasi yang anda tambahkan tidak membahayakan kura-kura anda. Jika anda hendak menambah tanaman, pilih tanaman yang tidak beracun bagi kura-kura karena mereka mungkin mencoba memakannya. Tanaman plastik juga tidak dianjurkan. Jika anda menambah batu-batuan, pastikan batunya tidak memiliki ujung yang tajam yang dapat menggores cangkang kura-kura. Jangan menggunakan pasir halus karena kemungkinan kura-kura juga memakan batu-batu kecil yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang serius. (berhubungan dengan usus)

Membersihkan aquarium

Jaga aquariumnya supaya rapi dan bersih. Jika anda tidak memiliki filter bersihkan setiap dua hari sekali. Jika kura-kura masih bayi dan tidak memiliki filter, bersihkan setiap hari. Jangan menggunakan produk yang abresif.

Pemeliharan Dalam Ruangan (Indoor)

Bentuk akomodasi dalam ruangan yang paling berguna adalah aquarium. Untuk anakan kura-kura, kedalaman air dianjurkan antara 7,5 cm sampat 15 cm dengan batu batuan untuk daerah kering untuk berjemurnya. Ukuran aquarium yang sesuai untuk anakan adalah 60 cm atau 75 cm x 30 cm. Waktu kura-kura telah tumbuh besar, habitatnya pun harus diganti yang lebih besar. Kura-kura brazil adalah perenang yang baik jadi kedalaman air tidak menjadi faktor penting setelah mereka dewasa. Kedalaman 20 cm sampai 60 cm cukup untuk kura-kura antara 10 cm dan kura-kura dewasa.

Air

Kualitas air sangat penting bagi kura-kura air. Banyak masalah yang terjadi pada kura-kura air dapat dihindari jika pemelihara memanfaatkan sedikit waktu dan uang untuk merancang dan membeli sistem filter untuk kura-kuranya. Untuk kura-kura dewasa, kami menganjurkan untuk menggunakan filter tabung(canister) sebab mereka mudah dibersihkan dan memberi kualitas filter air yang baik. Anakan kura-kura mungkin agak sukar karena airnya yang dangkal. Maka dari itu spon filter atau powerhead filter dapat digunakan untuk air yang dangkal. Sering mengganti air menjadi suatu keharusan atau kewajiban.

Lampu

Lampu reflector sebaiknya dipakai sebagai fasilitas jemur (basking). Reflector ini sebaiknya diposisikan untuk menyediakan basking spot 32 derajat Celcius pada satu daerah di habitatnya. Habitatnya juga sebaiknya dilengkapi dengan lampu fluorescent spektrum penuh untuk memberikan UVB. Sumber UVB diperlukan untuk sintesa Vitamin D3 yang diperlukan dalam metabolisma kalsium. Lampu Mercury Vapor juga dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan akan kehangatan dan sinar UV. Tanaman air atau tanaman plastik dianjurkan untuk memberikan rasa aman dan tempat persembunyiannya.

Pemeliharaan Luar Rumah (Outdoor)

Habitat anti pemangsa memberikan bermacam keuntungan dibanding akomodasi dalam ruangan dan sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan di cuaca yang hangat.
Kolam dapat dibuat di lingkungan yang aman untuk membuat habitat luar rumah lebih nyaman. Kolam yang lebih besar dapat memakai filter untuk memberikan tempat tinggal yang spetakuler bagi kura-kura anda.

Makanan

Hati-hati jangan memberi makan yang berlebihan. Untuk kura-kura dewasa dianjurkan hanya memberi makanan 2 sampai 3 kali perminggu dan setiap hari atau setiap dua hari untuk kura-kura anakan yang sedang tumbuh cepat. Slider akan mengkomsumsi sayuran, sayuran hijau seperti green mustard, turnip hijau, dandelion, bayam, wortel, zucchini dan tanaman air seperti duckweed, water lettuce, water hyacint dsb. Mereka juga mengkonsumsi serangga, cacing, dan ikan. Banyak makanan kura-kura komersial yang ada di pasaran sudah menjadi makanan yang sangat baik untuk kura-kura slider.

Suplemen

Suplemen kalsium tambahan sangat penting. Kalsium bubuk dapat ditaburkan di makanan. Pemeliharan dianjurkan menggunakan suplemen kalsium dengan vitamin D3 jika hewannya dipelihara dalam ruangan(indoor) dan kalsium tanpa vitamin D3 jika dipelihara di luar rumah(outdoor). Penyediaan tulang sotong(cuttlefish bone) juga dianjurkan untuk dapat digerogoti.
MAKANAN KURA-KURA


Penyakit yang berhubungan dengan makanan mewakili penyebab terbesar atas kematian pada kura-kura darat tangkaran yang masih anakan dan muda. Lambert melaporkan bahwa umur median kura-kura darat tangkaran adalah sbb testudo graeca 1,5 tahun, untuk testudo hermani 1,75 tahun, dan marginata 2,3 tahun. Tetapi di laporannya tidak ada alasan yang diberikan secara klinis mengapa kematian ini terjadi, di laporannya hanya menunjukan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat daripada yang ada di alam aslinya dan tempurung yang cacat menjadi ciri khas pada mereka. Data umur-umur ini mirip dengan data-data yang telah dikumpulkan dari anggota masyarakat dan juga pemelihara-pemelihara yang belum berpengalaman. Pengamatan secara rinci pada tempat kehidupan dan jasadnya mengungkapkan bahwa adanya faktor-faktor klinis yang dapat terelakan, terutama penyebab masalah nutrisi tambahan pertumbuhan cacat tulang yang parah dan kurangnya rasio perbandingan gizi Kalsium dan Fosfor (Calcium: Phospor - Ca:P) yang seringkali dikombinasikan dengan gangguan radang hati, saluran kencing gangguan dengan ginjal dan endapan asam uric dalam saluran ginjal. Kondisi gangguan ginjal adalah kondisi yang paling sering ditemukan pada kasus-kasus dimana makanan berprotein tinggi diberikan pada kura-kura herbivora, padahal di habitat aslinya, kura-kura ini hanya mendapat makanan berprotein yang jauh lebih rendah. Banyaknya timbulnya penyakit ginjal dan hati telah diketahui cukup lama, baik itu pada laporan dokter hewan dan penelitian autopsi kura-kura tangkaran.Penyelidikan Keymers pada tahun 1978, dari hasil 144 penelitian penyakit melaporkan bahwa dari total kematian, 27% disebabkan oleh saluran pencernaan(gi tract), 11% oleh masalah hati dan 9% oleh masalah ginjal, 22,2% oleh masalah gizi lainnya. Hasil ini didapat berdasarkan penelitian yang dilakukan 77,8% di London Zoo dan sisanya dari hewan yg dimiliki oleh anggota masyarakat. Penyelidikan kedua dilakukan oleh Rosskopf yang meneliti khusus pada kura-kura yang dipelihara sebagai hewan peliharaan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa 72,6% kematian disebabkan oleh masalah hati yang parah; 53% oleh penyakit pernafasan – terutama radang paru-paru (pneumonia) 50.7 % oleh masalah saluran pencernaan, 40,6% oleh penyakit ginjal dan 34,3% oleh masalah kelainan jantung.
Perlu ditekankan pada kedua penyelidikan tersebut bahwa masalah pencernaan adalah masalah yang terpenting. Dan timbulnya penyakit hati dan ginjal lebih banyak ditemukan pada kura-kura yang diperlihara sebagai hewan peliharaan.
Dari penyelidikan tortoise trust, kura-kura darat yang dipelihara orang-orang juga mengungkapkan timbulnya masalah penyakit ginjal dan hati cukup banyak.
Menarik untuk diperhatikan juga bahwa iguana herbivora tangkaran juga sering memperlihatkan masalah gizi yang hampir sama.

Masalah nutrisi

Masalah ini mungkin lebih berguna dibagi menjadi dua grup utama:
a. penyakit karena kelebihan/kebanyakan
b. penyakit karena kekurangan

Secara medis, kombinasi dari grup ini sudah biasa terjadi contohnya tempurung yang tak beraturan yang disebabkan oleh kekurangan kalsium dan bersamaan dengan masalah hati dan ginjal yang disebabkan oleh konsumsi akan lemak jenuh, protein dan nitrat yang berlebihan. Prakteknya, kombinasi pertumbuhan yang normal dan perkembangan tulang tempurung yang cukup baik tanpa adanya kematian dapat dicapai dengan menyediakan perhatian yang cukup pada kebutuhan gizi dan kadar beberapa elemen yang cukup. Faktor gizi dipertimbangkan sebagai yang lebih penting pada pertumbuhan dan perkembangan daripada pengaruh iklim. Meskipun akhirnya pengaruh iklim sering menjadi sangat penting dalam pemicu siklus perkembang-biakan.

Kalsium

Kebutuhan kalsium pada kura-kura bervariasi dan bertambah selama tahap pertumbuhan dan pada kasus pembentukan telur pada betina. Untuk pertumbuhan 100%, berat naik sering terjadi pada delapan minggu pertama kehidupannya, jadi jelas pada masa inilah yang sangat penting. Kebutuhan kalsium juga tergantung pada faktor eksternal seperti jumlah fosfornya. Persediaan vitamin D3 juga ada kaitannya. Di alam aslinya, kura-kura darat asal gurun biasanya mengalami rasio kalsium dan fosfor antara 5:1 sampai 8:1. Proporsi terbesar tumbuhan yang dimakan adalah yang kaya akan kalsium daripada fosfornya, dan juga berprotein rendah dan berserat tinggi. Selanjutnya, tambahan beberapa elemen juga dikomsumsi seperti tanah, pasir dan partikel kerikil halus. Zwart mencatat bahwa kekurangan dari rasio perbandingan terpenting Ca:P 1,2:1 juga sering terjadi dan pada level dibawah ini osteoporosis dan sindrom tempurung lunak (osteomalacia) bersamaan dengan cacat skat lainnya terjadi. Pemberian sumplemen Vionate (buatan Ciba-Geigy) sering tidak mencukupi, karena produk ini sendiri berisi rasio perbandingan Ca:P 2:1 dan kelebihan fosfor pada makanan pokok mengurangi perbandingan yang sebenarnya didapat dari level kekurangan yang penting. Beberapa makanan yang dipakai oleh beberapa pemelihara sering mengacaukan keseimbangan kalsium, khususnya grup kacang polong(legume), tunas, dan makanan anjing, makanan kucing dan makanan yang berasal dari hewan. Makanan hewani sering memiliki rasio Ca:P negatif sampai 1:44 atau lebih. Dimana 100g kacang pea biasannya mengandung 42 mg Ca dan 127 mg P, broad beans 27 mg Ca 160 mg P dan tunas kacang hijau(toge) 19 mg Ca dan 64 mg P.

Tingginya kandungan asam fitik (phytic acid) pada kacang kacang polong(legume) yang mengerakan Ca juga penyebab yg perlu diperhatikan. Dulu, setiap kacang ini telah dianjurkan sebagai pengganti yang cocok untuk makanan tambahan pada anakan kura yg baru menetas. Selada (lettuce) juga sering dituntut sebagai gizi utama, padahal memiliki Ca:P yang relatif netral berkisar dari 20mg Ca dan 22mg P per 100g pada jenis iceberg; 68 mg Ca 25 mg P per 100g untuk jenis romaine. Meskipun tidak cukup jika hanya ini saja, selada berguna sebagai dasar netral untuk penambahan suplemen buatan yang dikontrol. Makanan kura-kura darat lainnya, dandelion. Dandelion benar-benar makanan yang berkwalitas tinggi. Dandelion mengandung 187 mg Ca 66 mg P per 100g dikombinasikan dengan 14,000 i.u- Vitamin-A, 1, 6g serat, 0 - 19mg thiamine dan 2,7g protein. Buah pisang dan daun yang sering dipakai proyek perkembang-biakan tropis sebagai makanan pokok yang mudah didapat adalah Ca:P negatif dan bertanggung jawab atas pengaruh kekurangan Ca pada kura-kura yang tumbuh pesat. Umumnya mengandung 8 mg Ca sampai 30 mg P per 100g (saat masih segar), 32 mg Ca 104 mg P per 100 g (saat sudah kering).

Ada beberapa makanan yang pertama kelihatannya sumber kalsium yang baik ternyata tidak bagus setelah diteliti lebih dalam. Bit hijau (beet green), kale, bayem(spinach) dan anggota goosefoot rumpun Chenopodiaceae memiliki kandungan Ca yang tinggi tetapi mengikat dengan asam oxalik yang bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium oksalat tak larut.

Opuntia cacti, makanan umum untuk kura-kura darat di arid habitat seperti kura-kura Gopherus agassizzii dan Geochelone elephatopus. Opuntia cacti menyediakan 1,89% kalsium 0,02% fosfor. Makanan yang dipilih kura-kura Gopherus agassizzii itu sendiri juga menampakan perbandingan rasio Ca:P yang positif

Makanan yang dipilih T.hermani dan T gracea di alam aslinya jarang didata, kecuali yang terlihat pada penelitian oleh Swingland dan Stubb yang mencatat bahwa 25% makanan T. hermanni berisi Ruaceae, 22% leguminoseae, 10% compositae dan 8 % Rannculaceae. Dibandingkan untuk T. graece berisi 30% plantago, 26% compositae dan 10% rubiaceae. Perbandingan rasio Ca:P untuk makanan tersebut diatas adalah 3,5:1 dan isi protein umumnya adalah 2,75%.

Pemecahan praktisnya adalah dengan memilih semua makanan dengan hati-hati dan menghilangkan makanan yang memiliki rasio Ca:P negatif dari makanan tetapnya. Makanan lainnya yang memiliki rasio netral dan positif dapat ditambahkan suplemen multivitamin dan bubuk mineral jika perlu, seperti dengan menambahkan kalsium karbonat sampai rasio paling sedikit nya 5:1 tercapai. Prakteknya, anakan T.graeca, geochelone pardalis dan geochelone carbonaria dipelihara seperti ini tidak memperlihatkan karapas/tempurung cacat dan pelindung veterbal yang menggunung; ciri khas nutritional secondary osteodystrophy fibrosa - masalah tambahan nutrisi pertumbuhan serat tulang yang pernah dikatakan oleh Lambert. Dan yang juga disebabkan oleh pertumbuhan keratin yang berlebihan dikombinasikan dengan setengah perkembangan dibawah lapisan bertulangnya.

Vitamin D dan sinar ultraviolet

Kura-kura di habitat aslinya hampir tidak mungkin menderita kekurangan vitamin atau hypovitominosis D3. Kekurangan vitamin D3 ini dapat terjadi pada hewan tangkaran yang sering kurang mendapatkan sinar matahari atau sinar UV-B buatan yang memiliki intensitas yang cukup. Tanda-tanda kekurangan vitamin ini termasuk daya gerak yang buruk, tempurung lunak (osteomalacia) dan tulang rapuh (osteoporosis). Makananan nabati/tumbuhan tidak mengandung vitamin D3. Tetapi kulit kura-kura darat kaya akan lemak yang mengandung sterols yang bereaksi dengan sinar UV untuk menghasilkan vitamin. Dengan tersedia sinar UV yang cukup, tambahan suplemen pun tidak diperlukan lagi. Sering kali pemelihara mengira kebutuhan vitamin D3 terlalu berlebihan sehingga terjadi pemberian overdosis. Salah satu akibatnya adalah metastatic mineralisasi tisu lunak. Vitamin D3 sangat beracun dan pada saat pemberian vitamin D3 harus dilakukan dengan hati-hati sekali. Jika kalsium dan fosfor disediakan pada rasio perbandingan yang benar dan tersedianya sinar UV yang cukup dan berkwalitas maka hampir tidak mungkin terkena hypovitominosis D3. Manusia membutuhkan 10 mikrogram (400iu) per hari yang mana dapat diperoleh dengan hanya terkena sinar matahari paling sedikit 3 jam. Kebutuhan kura-kura darat tidak diketahui secara terperinci meskipun Zwart menganjurkan 10-20.000 iu D3 per kg dari vitamin mineral suplemen yang diberikan secara rutin dengan dosis 2 % dari jumlah makanan adalah cara pencegahan yang efektif pada saat sinar UV tidak cukup tersedia.

Hypovitaminosis-B

Kekurangan vitamin B kompleks pernah ditemui pada anakan maupun dewasa kura-kura T. graeca and T. kleinmanni dimana kura-kura tersebut dipelihara dengan hanya diberi makan selada (lettuce) saja. Yang termasuk dalam grup vitamin B adalah thiamine riboflavin, pyridoxine, nicotinic acid, pantothenic acid, biotin, folic acid dan cobalamin. Tanda-tanda kekurangan secara medis adalah kurangnya koordinasi otot dan aneamia. Di alam bebas, kemungkinan besar kura-kura masih dapat mendapatkan kadar B12 yang cukup untuk berinteraksi dengan asam folik oleh mikroflora pencernaan dengan melibatkan kobalt. B12 tidak ada di tumbuhan tetapi penting untuk kehidupan. Meskipun dianjurkan oleh beberapa hertoplogist, ikan mentah bukanlah kategori makanan yang sesuai untuk kura-kura darat karena kandungan thiaminase mencegah sintesa dan penyerapan grup vitamin B. Kekurangan vitamin ini umunya terjadi diikuti dengan peradangan usus besar yang parah dan sindrom gagal penyerapan yang disebabkan oleh infeksi bibit flagellate pada saluran pencernaan.

Iodine

Gondok berserat (Fibrous goitere) atau hypothyroidism adalah hal yang biasa di antara kura-kura herbivora khususnya Geochelone elephantopus and Megalochelys gigantea yang dipelihara di kebun binatang dan yang diberi makan sayuran yang kaya akan anionic goitrogens (glucosinolates dan thiocyanates) seperti kol/kubis dan kale. Kondisi ini sering ditemui pada anakan T. graeca dan T. marginata tergantung pada pemberian makanan yang sama. Jenis sayuran yang menyebabkan ini harus dibatasi dan penambahan suplemen multi mineral yang mengandung iodine dengan dosis yang dianjurkan 6-10 mg per kg suplemen sebaiknya diberikan secari rutin setiap makan. Kadar iodine pada tumbuhan dari pegunungan atau tanaman yang tumbuh di tanah yang banyak mengandung kapur dapat lebih rendah daripada rata-rata.

Lemak

Penyakit kelebihan, steatitis atau perembesan lemak pada hati sering ditemui pada kura-kura tangkaran dan satu penyebab kematian yang pasti baik pada anakan maupun dewasa. Kura-kura herbivora tidak dilengkapi untuk memetabolisma lemak jenuh dan pada saat menemukan makanan yang mengandung lemak tinggi akan mengalami hepatosis yang serius menyebabkan penyakit kuning (jaundice) dan tidak mampun menyimpan vitamin A sehingga terjadi hypovitaminosis A yang sering terjadi bersamaan dengan penyakit hati. Di alam bebas, lemak jenuh dan lain sebagainya hampir tidak sama sekali dimakan, tetapi di penangkaran banyak pemelihara menyediakan sumber makanan yang kaya akan lemak ini. Makanan anjing, makanan kucing adalah makanan yang terburuk untuk kura kura karena adanya lemak ini. Tingkat metabolik normal pada kura-kura tangkaran berkurang dibandingkan dengan kura-kura di alam liar karena suhu yang rendah dan kurangnya waktu pencahyaan, maka dari itu tidak aneh jika banyak kematian yang ditemukan, pada jasadnya menderita karena kegemukan dan luka lemak kotor pada hati. Analisa botani makanan asli untuk kura-kura T. graeca and G. agassizzii dapat dianggap jenis kura-kura yang hidup pada biotipe yang sama menandakan bahwa kadar rata-rata konsumsi lemak polyunsaturated adalah 0,35 g per 100 g tumbuhan. Kasus hati yang ada saat ini dapat ditanggulangi oleh perawatan dokter dengan thyroxine dan vitamin-E.

Protein

Kura-kura tangkaran seringkali diberi makanan yang kaya akan protein yang berguna dengan faktor jumlah yang lebih besar daripada mereka dapatkan jika di alam liar dan ini pun dikombinasikan dengan kekurangan kalsium yang menjadi penyebab utama langsung pada grup umur median 1,5 sampai 1,75 tahun. Pertumbuhan kura-kura seperti itu sangat bertambah cepat dan umur kawin dewasa yang diteliti pada kura-kura tangkaran T.ibera hanya dalam 19 bulan saja. Kura-kura ini berbobot 565 g dan memiliki panjang karapas 148 mm.Terlihat adanya cacat karapas dan pertumbuhan keratin berlebihan, paruhnya tumbuh terlalu berlebihan sampai menganggu saat makan yang biasa. Pengamatan yang sama ditemui pada anakan Gopherus agassizzii tangkaran yang diternak di Amerika. Dimana oleh pemelihara tidak berpengalaman, makanan berkalsium berprotein tinggi dari tumbuhan diberikan pada anakan kura-kura bukan makanan yang seharusnya disusun sedekat mungkin menyerupai dengan makanan yang ditemui di alam aslinya untuk jenis tersebut.

Disamping merangsang pertumbuhan yang berlebihan dan keratin khususnya kebutuhan kalsium bertambah menjadi jauh lebih banyak, jumlah kadar protein yang tinggi mempunyai dua efek:
a. ada efek langsung pada kemampuan menyerap kalsium
b. banyak protein menyebabkan kadar darah urea yang tinggi dan akibatnya menambah jumlah kotoran nitrogen untuk diproses pada sistem ginjal.
Sayangnya tidak ada data yang tersedia tentang darah urea nitrogen dan kadar creatinine pada populasi di alam aslinya dan kebanyakan penelitian yang dihasilkan tergantung pada data yang didapat dari jenis tangkaran yang kebanyakan dipelihara oleh masyarakat. Walaupun berguna, data ini tidak dapat disamakan untuk menggambarkan darah normal kura-kura di habitat aslinya. Jadi tidak aneh untuk kura-kura herbivora yang dipelihara dengan makanan berprotein tinggi tidak alami memperlihatkan tanda-tanda gangguan fungsi ginjal. Hewan yg dehidrasi jelas paling berisiko dimana kumpulan asam uric bertimbun tidak hanya di saluran ginjal tetapi juga menyerang selaput jantung, hati dan organ lainnya. Kondisi tertentu telah dicatat termasuk interstitial nephrosis(penyakit ginjal) and glomerulosclerosis. Sekali lagi makanan yang berasal dari hewan berbahaya karena hanya mengandung kadar protein tinggi (17%) dan lemak jenuh, kaya akan fosfor, rendah kalsium tetapi juga kaya akan nitrat lainnya. Keju yang dulu pernah secara serius dianjurkan sebagai satu komponen makanan untuk juga memiliki efek yang sama (protein 25%). Kacang polong (legume) juga mengandung protein yang tinggi (10%) untuk jenis sayuran dan harus dihindari dengan alasan yang sama.

Kebutuhan protein untuk kebanyakan reptil belum dipelajari dengan cukup rinci dan tidak ada gambaran khusus yang dibuat untuk kura-kura darat herbivora. Analisa makanan asli kura-kura Gopherus agassizzii yang mana dalam banyak hal merupakan khas kura-kura darat herbivora beserta habitatnya, menganjurkan jumlah kandungan protein makanannya antara 1% dengan rumput dengan kadar 5% merupakan sebagian besar jumlah makanannya. Batas aman protein untuk makanan adalah sekitar 7% sama tingginya yang dapat diperoleh di alam aslinya oleh semua jenis kura-kura, meskipun pada masa berlimpahnya makanan yang tersedia. Jumlah kadar rata-rata 4% dapat mewakili perkiraan terdekat yang dapat ditemui pada habitat aslinya.

Walaupun kurangnya informasi tentang kebutuhan protein, gambaran tersebut adalah lebih sedikit kg untuk kg dibanding mamalia dimana 0,5g protein terpakai per kg akan menjadi kebutuhan umum sehari-hari. Kelihatannya memungkinkan bahwa kebutuhan protein untuk kura-kura yang sedang tumbuh adalah antara 0,2g protein per kg, meskipun ini bervariasi banyak tergantung dari jenis dan tingkat metabolismanya. Dengan ini, perlu diingat bahwa meskipun makanan berkwalitas rendah seperti selada(lettuce) mengandung protein rata-rata 1g per 100g dan kebanyakan kacang polong (legumes) mengandung diatas 7g/100g.

Di alam bebas, kura-kura darat tidak hanya menkomsusi dedaunan saja tetapi juga biji-bijian, buah-buahan, bunga, akar, kulit pohon, dan rerumputan. Baca penelitian oleh Samour, Spratt, Hart, Savage dan Hawkey. Mereka menyampaikan skala pemilihan makanan dari Megalochelys (Geochelone) gigantea sebagai contohnya. Pentingnya jumlah yang bervariasi ini tidak hanya menyediakan vitamin, mineral dan serat tetapi juga dengan dikombinasikan daun, kulit pohon, rumput dan biji-bjian memperbaiki asam amino tersedia sebagai proses pelengkap. Ini akan menambah efek potensi faktor pemanfaatan protein bersih (Net Protein Utilization-NPU) pada makanan. Bila kura-kura disediakan asam amino dengan jumlah yang cukup yang diperoleh dari keseimbangan bahan tumbuhan yang tepat, mereka akan hidup cukup baik pada makanan yang mengandung protein benar-benar rendah. Pemberian suplemen asam amino buatan tidak perlu disediakan jika makanan yang cukup tersedia . Dari kebanyakan hasil pathology di tangkaran terus menerus menunjukan bahwa kelebihan protein lah yang berbahaya daripada kekurangan protein. Produk-produk yang berasal dari daging memiliki NPU yang tinggi karena mereka mewakili sumber asam amino yang lengkap. 100g makanan anjing mengandung protein 15% dan diserap lebih banyak daripada sayuran yang mengandung protein dengan presentase yang sama. Di beberapa keadaan dan pada beberapa reptil mungkin bermanfaat tetapi pada herbivora tidak sesuai sama sekali. Makanan kura-kura darat liar umumnya mengandung protein nabati antara 2%-6% (jenis basah) yang diserap kira-kira 55%. Pada zaman penggunaan protein tinggi dipakai oleh beberapa pemelihara untuk kura-kura herbivora mengandung protein sampai 20% karena berasal dari sumber asam amino lengkap yang umumnya diserap pada rasio 70%.

Perlu diberi komentar pada pernyataan sering dibuat bahwa kura-kura darat yang hidup di habitat kering(arid) mendapat tambahan protein yang cukup banyak di alam liar dari akibat mengkonsumsi bangkai, laba-laba dan serangga lainnya. Pernyataan ini tidak didukung oleh analisa kotoran yang menunjukan bahwa jumlah yang dimakan sangat rendah hampir nol. Kadar sama dengan barang lainnya yang juga dimakan, termasuk batu-batu kecil, pasir, bulu burung, sisa kulit lizard dan bulu mamalia. Kebanyakan kura-kura darat akan memakan apa saja yang diberikan padanya tanpa memandang apakah itu enak dan bernutrisi atau tidak. Kura-kura raksasa di San Diego Zoo telah diketahui makan popcorn, balon, yogurt, bungkus, permen karet dan kuku berkutek. Akhirnya sampai diberi pagar. Analisa habitat menyarankan bahwa hewan dari daerah kering gersang (arid) tidak akan sering menemukan sumber protein hewani tetapi kura-kura yang dari daerah yang lebih lembab kemungkinan memiliki kesempatan yang banyak untuk protein hewani. Tentu, beberapa T. hermani mungkin seringkali memperlihatkan kecendurungan untuk memakan sejenis siput (slug) atau cacing yang sedang lewat tetapi mereka tidak berusaha secara aktif mencari makanan seperti itu. Dalam eksperimen yang dilakukan Highfield, T. graeca,T. ibera,T. marginata dan T. kleinmanni memperlihatkan kura-kura ini tidak tertarik pada sejenis siput (slug), cacing atau serangga yang diberikan dan tentu menunjukan prilaku penghindaran aktif dalam banyak hal.

Perananan simbiosis mikroflora pencernaan
Mikroflora usus pada kura-kura herbivora dihubungkan untuk memproses barang berserat yang relatif banyak, kaya akan karbohidrat selulosa. Ada alasan untuk menduga bahwa protozoa dan organisma siliat mempunyai peranan dalam proses ini bersama dengan agen bakteria lainnya yang tidak umum. Radang usus yang tidak tentu umum pada kura-kura tangakaran terhitung sampai 40% dari total kematian pada beberapa kasus. Kekurangan makanan berserat tentu menjadi salah satu faktornya dan jumlah makanan berserat dapat juga penting dalam mengontrol populasi parasit penyakit. Faktor lainnya yang bertanggung jawab atas banyaknya kejadian penyakit pada lambung adalah kemungkinannya adanya makanan hewani pada makanannya, di mana lambatnya proses fermentasi pada sistem pencernaan kura-kura herbivora memperlihatkan ketidak cocokannya dengan makana hewani.

Kesimpulan
Kebutuhan makanan pada kura-kura herbivora tangkaran lebih kompleks dibandingkan daripada yang telah diperkirakan oleh banyak pemelihara sebelumnya. Hubungan dan saling ketergantungan antar mineral, vitamin dan metabolisma protein jarang diselidiki secara rinci yang cukup dan banyak riset yang masih harus diselesaikan. Peranan dari sistem endokrin (endocrine) dalam hubungan metabolisma mineral adalah bidang lainnya yang sedang hasil penelitiannya. Telah jelas bahwa pendekatan yang sederhana dengan menyediakan makanan berkwalitas dalam istilah mamalia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kura-kura di mana kura-kura memiliki kebutuhan yang sangat berbeda sama sekali. Tentu saja, makanan yang mana merupakan makanan berkwalitas untuk mamalia atau reptil karnivora akan berakibat negatif jika diberikan pada kura-kura herbivora.
PERAWATAN KURA-KURA


Kebanyakan kura-kura brazil (red ear slider) yang diperdagangkan ditakdirkan mati prematur sejak mereka menetas. Mayoritas kura-kura ini dijual kepada penjual yang tidak berpengetahuan dan lalu mereka menjual kura-kura ini kepada pembeli tanpa informasi perawatan yang cukup. Tortoise Trust menginginkan adanya penerapan hukum bahwa semua hewan eksotik hanya dapat dijual jika disertakan petunjuk tentang dasar pemeliharaannya yang tepat. Setiap tahun ada tiga sampai empat juta kura-kura brazil yang diekspor dari Amerika. Kebanyakan mereka berasal dari peternakan di Louisiana dan Mississippi. Para penangkap kura-kura alam yang juga menyediakan stok pengganti untuk peternakan ini juga bertanggung jawab atas pengumpulan 25.000 – 30.000 kura-kura dewasa setiap minggunya untuk diekspor ke pasar makanan di luar negeri (khususnya di Asia Timur).

Peternakan komersil kura-kura biasanya memiliki beberapa kolam buatan yang mana setiap kolamnya dapat berisi sampai 13.000 kura-kura petelur dewasa. Tingkat kematian yang sangat tinggi yang terjadi setiap tahun disebabkan oleh stres, penyakit, kelainan gizi makanan, ketidakcukupannya ketinggian air dan populasi yang terlalu padat. Air, yang perlu mendapat perhatian khusus karena tingginya kontaminasi oleh bermacam-macam organisma penyakit.

Tingginya tingkat kelebihan dari kura-kura dewasa yang rumahnya tidak diinginkan, tapi ribuan bayi kura-kura terus diternakan setiap tahunnya memperburuk masalah kemanusian. Kebanyakan bayi kura-kura akan mati dalam jangka waktu 3-6 bulan, tapi hanya sebagian yang bisa bertahan dari ketidakcukupan akomodasi.

Populasi alami kura-kura sudah banyak mengalami tekanan yang intensif dari hilangnya habitat karena manusia. Luasnya penyebaran dan tidak adanya pengontrolan pengambilan/pengumpulan untuk perdagangan membuat populasi kura-kura makin tertekan lebih parah.
Kura-kura dapat dimulai sebagai mahluk kecil yang kelihatannya dapat dipelihara di tempat yang kecil dan murah. Tetapi setelah mereka dewasa, mereka berkembang menjadi ukuran yang cukup besar 30cm dan itu bukan hal yang luar biasa. Dengan ukuran ini mereka membutuhkan tempat yang luas pula, mahalnya biaya alat-alat penyaringan/filter serta mahalnya biaya yang harus kita keluarkan seiring waktu. Sangat berguna untuk diperhatikan, bahwa anak kura-kura hanya berharga dua dollar saja (duapuluh ribu rupiah) untuk membelinya pertama kali. Tetapi biayanya akan menjadi paling sedikit seratus kali lipat dari harga pembelian awal untuk merawat kura-kura dewasa dengan baik (aquarium, pemanas, lampu dan filter). Ini belum termasuk kemungkinan biaya tambahan untuk pergi ke dokter hewan dan makanannya. Dengan harga yang murah, kura-kura sering langsung dibeli tanpa pikir panjang – berapa banyak orang mengambil komitmen ini jika mereka tahu apa yang termasuk dalam pemeliharaan kura-kura yang benar?
Memang tidak ada salahnya memelihara kura-kura sebagai hobi jika kamu ingin benar-benar merawat kura-kura tersebut dengan serius dan menyediakan lingkungan yang mendukung untuk kura-kura tersebut. Ada ribuan kura-kura sangat membutuhkan orang-orang yang dapat memberikan perawatan dengan baik. Kura-kura adalah binatang pintar yang dapat berharga untuk dipelihara. Yang harus kita lakukan adalah tidak mendukung perdagangan kura-kura.

Filtrasi

Salah satu masalah umum yang sering dihadapi pemeliharaan kura-kura adalah memelihara kwalitas air. Air yang kotor adalah penyebab penyakit bakteri dan parasit. Aquarium kura-kura yang kotor sangat bau dan menjadi tambahan yang tidak baik dalam rumah anda. Menguras air secara teratur adalah satu cara untuk menjaga kebersihan, tetapi proses pengurasan cepat menjadi pekerjaan yang banyak menyita waktu. Pemecahan praktis adalah dengan menggunakan mesin penyaring atau filter yang dapat mengurangi frekwensi pengurasan. Ada tiga jenis filter:

Image Filter undergravel(bawah pasir)

Filter undergravel bekerja sangat baik, tetapi membutuhkan area yang luas, rendah kepadatan dan air yang mengandung oksigen tinggi. Jenis filter ini mengunakan pompa udara. Tetapi hanya sesuai untuk anak kura-kura. Aquarium yang besar harus menggunakan powerhead(pompa air celup) untuk menggantikan pompa udara.

Filter tabung internal(dalam aquarium)

Filter tipe ini cukup murah dan sangat efektif. Gunakan filter berukuran terbesar di dalam tangki anda. Media filter yang paling baik menurut pengalaman kami adalah jenis busa (spon). Busa ini dapat dikeluarkan dan dicuci jika tersumbat.

Image Filter tabung eksternal(luar aquarium)

Untuk aquarium yang besar filter jenis ini tidak terkalahkan. Sekali lagi, kami menemukan busa/spon untuk media yang paling efektif tetapi kombinasi lainnya juga dapat digunakan karena salah satu keuntungan filter jenis ini adalah keserbagunannya. Badan filter sendiri terletak di luar aquarium, hanya pipa penghubung ke dalam dan keluar yang dimasukan ke dalam aquarium. Gunakan filter terbesar yang dapat kamu beli untuk mendapatkan hasil terbaik, tetapi akan berdampak negatif terhadap biaya yang harus dikeluarkan. Filter eksternal yang berkekuatan besar tidaklah murah tetapi sangatlah membantu jika anda memelihara jenis kura-kura besar di dalam aquarium karena filter itu akan mengurangi kebutuhan seringnya mengganti air.

Pencahayaan

Faktor lain yang sering tidak dipikirkan oleh pemelihara baru (pemula) adalah pencahayaan. Semua kura-kura dalam ruangan / aquarium atau kolam membutuhkan semacam cahaya buatan. Silahkan membaca artikel pencahayaan kami untuk mengetahui lebih mendalam tentang topik ini.

Kesehatan dan Penyakit

Lebih dari 85% semua penyakit-penyakit yang ditemukan pada kura-kura adalah hasil dari akibat rendahnya kebersihan perawatan atau rendahnya gizi makanan dan kadang-kadang disebabkan oleh keduanya. Air yang kotor atau pengaturan suhu yang salah sering terjadi dan tidak dapat dijadikan sebagai alasan. Air yang bersih dan suhu yang cocok dapat dengan mudah dicapai hanya dengan biaya kecil untuk membeli peralatan pada toko-toko.
Penyakit yang disebabkan oleh makanan yang salah banyak sekali ditemukan dan menjadi penyebab utama kematian dini. Jika keseimbangan gizi makanan dapat diberikan seperti yang ditekan sebelumnya, kami telah menemukan spicis yang dapat bertahan hidup lebih dari 30 tahun dalam perawatan.
Kura-kura dapat menjadi sakit seperti binatang lainnya dan jika mereka sakit anda harus cepat membawanya ke dokter hewan. Pada umumnya penyakit ini dapat disembuhkan jika terdeteksi secara cepat.
Berikut ini adalah pedoman untuk masalah kesehatan pada umumnya untuk membantu anda mengidentitikasi binatang sakit yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan kemungkinan perawatan selanjutnya. Pedoman ini bukan dimaksudkan sebagai petunjuk untuk anda melakukan perawatan sendiri. Semua perawatan kesehatan haruslah dimonitor oleh dokter hewan yang berkualitas. Metoda perawatan yang akan dibahas hanya sebagai referensi saja dan dimaksudkan sebagai petunjuk umum sesuai dengan kebiasaan kedokteran sekarang ini. Juga dapat ditemukan beberapa petunjuk umum untuk pemeliharaan dan perawatan kura-kura air tawar yang sakit yang dapat bermanfaat untuk disimak:

Kura-kura yang sakit harus dijaga kehangatannya. Suhu yang paling cocok secara umum adalah antara 27 -30 C. Pada suhu ini sistem daya tahan tubuh dapat bekerja dengan maksimal. Sangatlah penting untuk mempertahankan kebutuhan akan air dari pada mengkhawatirkan untuk memberikan makanan secara paksa. Kura-kura yang kekurangan air (dehydrated) mengakibatkan kondisi yang sangat serius (dari komplikasi ginjal). Pada umumnya binatang yang sakit dan lemah membutuhkan / menyerap air dan mengembalikan fungsi ginjal sebelum mereka membutuhkan makanan secara paksa.
Kura-kura yang sakit mungkin tidak dapat berenang secara benar. Mereka dapat juga tenggelam. Jaga ketinggian air yang rendah dan pastikan kura-kura dapat meninggalkan air dengan mudah sesuai dengan keinginannya. Jika terjadi infeksi, pisahkan kura-kura itu segera mungkin. Sediakan aquarium kosong untuk keperluan ini jika dibutuhkan. Berikan perhatian yang khusus untuk hal-hal kebersihan dan gunakanlah sabun pencuci tangan seperti ‘Betadine’ povidone-iodine. Kunci keberhasilan perawatan reptil adalah ketepatan dari diagnosa yang diikuti oleh pengobatan sesuai. Jangan melakukan diagnosa tebak-tebakan tapi selalu mencari nasehat ahli di bidang doker hewan dari sumber yang terpercaya.

Pedoman penyakit umum


Gejala:
Mata bengkak atau berair, biasanya tertutup. Kemungkinan mengeluarkan cairan putih. Kulit terlihat merah dan mentah. Kemungkinan Edema.
Kemungkinan disebabkan:
Infeksi bakteri pada mata sering diakibatkan dari kurang berfungsinya sistem penyaringan (filtrasi). Selidiki lingkungannya. Kesalahan pengaturan suhu dapat juga menyebabkan gejala-gejala seperti ini.
Pengobatan:
Antibiotik yang dioleskan pada mata (dalam bentuk salep) jika disebabkan oleh infeksi bakteri. Jaga kebersihan dan lingkungan sekeliling jika tidak baik.

Gejala:
Luka atau plaque-like furry yang disebabkan oleh sel-sel mati disekitar mulut. Kemungkinan menolak untuk diberi makan dan mata kemungkinan juga membengkak.
Kemungkinan disebabkan:
Infeksi bakteri pada mulut biasanya dapat ditemukannya organisma gram-negatif. Menular pada jenis hewan lainnya.
Pengobatan:
Kondisi yang serius membutuhkan pengobatan yang cepat. Mulut harus dibersihkan dengan cairan povidone-iodine beberapa kali dalam sehari dengan membersihkan juga sel-sel mati. Antibiotik yang berkontak langsung dengan luka juga efektif dalam melawan Gram-negatif organisma. Tangani hewan yang terinfeksi dengan seksama dan pisahkan dengan kura-kura lainnya secepatnya. Keadaan seperti ini biasanya dapat segera diatasi jika terdeteksi secara dini.

Gejala:
Hewan yang kurang bertenaga, kemungkinan menyanggah kepalanya dengan tinggi atau dalam posisi yang tidak seperti biasanya. Kemungkinan juga lemahnya kaki depan dan belakang dan juga kadang mengeluarkan cairan dari hidung atau mulut diikuti dengan sesak napas.
Kemungkinan disebabkan:
Kondisi serius yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran pernapasan, kemungkinan pneumonia.
Pengobatan:
Perhatian dari dokter hewan diperlukan secepatnya. Suntikan antibiotik biasa tindakan yang harus dilakukan (antibiotic biasanya tidak diberikan secara oral pada kura-kura air tawar disebabkan oleh lamanya dan tidak menentukan rasio penyerapan melalui pencernaan dan tidak menentunya jumlah serum darah).

Gejala:
Lemahnya daerah tempurung atas atau bawah dengan kemungkinan pecahnya pembuluh darah. Kemungkinan terciumnya bau yang tidak sedap dari daerah sekeliling. Daerah yang terkena dapat menyebar dengan cepat.
Kemungkinan disebabkan:
Infeksi bakteri pada tissue yang mana berasal dari trauma atau penyakit tertentu. organisma gram-negatif biasanya penyebabnya.
Pengobatan:
Daerah sekeliling yang terditeksi harus dibersihkan secara rutin dengan cairan povidone iodine, sel-sel yang mati dibersihkan secara perlahan dan kura-kura ini dipisahkan secepatnya dengan yang lainnya. Antibiotik yang dioleskan langsung dapat digunakan. Gejala seperti ini kebanyakan disebabkan oleh lokalisasi luka trauma, seperti terbakar oleh pemanas/heater atau goresan yang disebabkan oleh batu tajam yang ada di aquarium dll.

Gejala:
Kurang bertenaga, lemas, kemungkinan kaki atau tempurung bawah terlihat kemerahan.
Kemungkinan disebabkan:
Pada umumnya septicemia (keracunan pada darah).
Pengobatan:
Pada umumnya disebabkan oleh luka trauma, terutama air yang terkontaminasi. Ada kemungkinan hepatosis jika hati (lever) dengan cepat ikut terserang. Mendesaknya akan kebutuhan parenteral (tidak melalui mulut) antibiotik harus dilakukan dengan hati-hati dan intensif terapi pendukung juga diperlukan. Tes darah juga diperlukan untuk memastikan kemajuan pengobatan.

Gejala:
Tempurung atas yang lembek dan kemungkinan tidak merata. Lemahnya kaki-kaki dan kura-kura ini kemungkinan masalah makan.
Kemungkinan disebabkan:
Makanan yang kekurangan kalsium baik sedikit maupun banyak.
Pengobatan:
Untuk kondisi yang parah kemungkinan tidak dapat tertolong. Pengobatan dapat berupa suntikan kalsium ditambah makanan yang berkalsium dan perawatan di bawah sinar lampu UV-B.
Catatan: Gejala tempurung lembek, jangan disamakan dengan kura-kura jenis tempurung lunak (Soft-shell) seperti jenis Tryonix/Apalone.

Gejala:
Luka baru.
Kemungkinan disebabkan:
Perkelahian, lecet pada batu atau benda lain.
Pengobatan:
Pindahkan faktor penyebab di lingkungannya. Bersihkan perlahan-lahan dengan menggunakan cairan povidone-iodine dan jaga kebersihannya sampai luka sembuh total. Perhatikan dengan seksama gejala infeksi kedua, seperti septicernia, necrotic dermatitis.

Gejala:
Pembengkakan atau kemerahan di samping kepala.
Kemungkinan disebabkan:
Bisul telinga. Pada kura-kura, disebabkan oleh kebersihan air yang kurang.
Pengobatan:
Pembedahan oleh dokter hewan dengan pembiusan lokal.
KURA-KURA BERBAHAYA BAGI ANAK-ANAK



Kura-kura hewan peliharaan agaknya bukan hewan yang aman buat anak-anak, setelah seorang bayi usia empat minggu meninggal tahun ini, demikian dikatakan oleh Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular AS (CDC).

CDC menyampaikan kekhawatirannya bahwa hewan kura-kura yang diperjual dan diperbelikan sebagai hewan peliharaan semakin meningkat akhir-akhir ini walaupun adanya larangan untuk menjual kura-kura dengan diamater kulit punggungnya melebihi 4 inci (10 cm).

Bayi kura-kura merupakan hewan populer untuk dijadikan hewan peliharaan di Amerika Serikat sampai Badan pengawas Obat dan Makanan AS, FDA mengeluarkan larangan karena hewan tersebut meimbulkan banyak kasus berbagai penyakit serius bagi anak-anak.

Salmonella yang terdapat pada kotoran hewan kura-kura dapat berpindah ke manusia melalui kontak fisik baik secara langsung ataupun tak langsung dari hewan tersebut. Tak ada metoda yang dapat menjamin bahwa seekor hewan kura-kura itu bebas dari salmonella atau bakteri itu dapat dihilangkan dari kotoran hewan tersebut . Karena pada umumnya hampir semua kura-kura mengandung bakteri salmonella. Demikian hasil penelitian CDC dalam laporan kematian bayi empat minggu tersebut.

Penyakit yang diakibatkan salmonella tetap menjadi masalah kesehatan di AS, dengan perkiraan 1,4 juta nonthypoidal salmonella (salmonella bukan penyebab penyakit typhoid) menjadi penyebab infeksi pada manusia setiap tahunnya yang mengharuskan 15 ribu orang harus dirawat dirumah sakit dan 400 di antaranya berakhir dengan kematian.

Bayi yang terkena salmonella tersebut dibawa ke sebuah rumah sakit Florida ke ruang UGD dengan gejala demam tinggi dan kejang, sebelum akhirnya meninggal pada 1 Maret lalu walaupun sudah menerima pengobatan anti-biotika.

Tes terhadap bakteri yang diambil dari si bayi cocok dengan yang ditemukan pada kura-kura peliharaan yang merupakan hadiah pemberian seorang kenalan keluarga si bayi.

Hewan yang mengandung salmonella tidak sakit namun ia membawa mikroba tersebut.

CDC telah menelusuri 15 orang lainnya yang juga terinfeksi dengan rangkaian bakteri yang sama pada tahun 2006 dan 2007 dan menemumkan 80% di antara mereka melakukan kontak fisik langsung maupun tak langsung dengan seekor kura-kura sepekan sebelum jatuh sakit.

"Kasus-kasus tersebut memperlihatkan bahwa kura-kura kecil tetap menjadi sumber infeksi salmonella bagi manusia," kata CDC.

"Walaupun pemberian pengetahuan kepada masyarakat yang bertujuan untuk mencegah infeksi yang disebabkan salmonella sudah sangat memadai, agaknya larangan untuk memelihara kura-kura adalah cara yang paling efektif untuk mencegah kasus infeksi akibat salmonella."

Apabila bakteri itu menyebar dalam darah dapat menyebabkan sejumlah penyakit yang amat berbahaya yang mengancam keselamatan nyawa balita, lansia dan mereka yang tak memiliki sistem kekebalan yaitu orang yang hidup dengan AIDS atau pasien kanker.